Saturday, June 30, 2007

Panduan Untuk Mengembangkan Inner Beauty

Percaya diri Percaya bahwa anda mampu dan layak untuk dihargai.

Cerdas Memperluas wawasan dengan membaca buku dan berdiskusi dengan orang lain.

Fokus kepada pekerjaan dan tanggung jawab.

Bijaksana menanggapi keadaan.

Bersih Merawat diri dengan baik.

Mandi teratur, minimal dua kali sehari.

Hindari bau badan dan bau mulut.

Berusaha tetap segar sepanjang hari dan jauhi kesan jorok.

Sehat Makan dan berolah raga teratur agar tetap fit dan fresh.

Peduli lingkungan Luangkan waktu untuk orang lain.

Jangan beranggapan bahwa kita hidup seorang diri.

Mulai belajar mendengarkan dan memahami orang lain serta memupuk kesabaran.

Senyum Senyum dengan tulus merupakan ibadah.

Bersyukur Banyak bersyukur untuk lebih mendekatkan diri dan berterima kasih kepada Tuhan atas segala karunia dan anugerah yang telah diberikan kepada kita.

Share this post :

Sebuah Perjalanan

jalan itu sedang kulalui
penuh kerikil
penuh duri
penuh lika liku
penuh rintangan

jalan itu sedang kulalui
ada yang senang
ada yang benci
ada yang bahagia
ada yang pergi
ada yang tak suka
ada yang menghina
ada yang menjebak

jalan itu sedang kulalui
ada yang baik
ada yang pura-pura baik
ada yang jujur
ada yang pura-pura jujur
ada yang tulus
ada yang pura-pura tulus
ada yang menjadi penengah
ada yang pura-pura menjadi penengah
ada yang menjadi tempat curhat
ada yang pura-pura menjadi tempat curhat

jalan itu sedang kulalui
ku dengar kata-kata sekitarku
ku dengar nasehat sekitarku
ku dengan bisikan sekitarku
ku dengar ungkapan sekitarku
ku dengar jeritan sekitarku
ku dengar tangisan sekitarku
ku dengar tawa sekitarku

jalan itu sedang kulalui
semua kelihatan jelas
tetapi kadang samar-samar
semua kelihatan benar
tetapi kadang kelihatan semu
semua kelihatan baik
tetapi kadang tidak tulus
semua kelihatan jujur
tetapi kadang menusuk dari belakang

jalan itu sedang kulalui
ku yakin dapat melaluinya
tak perduli apa yang orang perbuat terhadapku
karena ku yakin
Dia tidak akan meninggalkaku

Technorati Tags: , ,

Thursday, June 28, 2007

[part I] Hidup adalah perjuangan. Oleh karena itu, berjuanglah untuk hidup

Demikianlah salah satu motto yang saya pakai dalam menjalani kehidupan ini. Untuk dapat survival, kita memang perlu melakukan berbagai usaha agar kita dapat menjalani kehidupan ini seperti yang kita inginkan.

Memang, itu bukanlah sebuah langkah yang mudah... Kita harus pintar-pintar dalam bertindak dan memikirkan sesuatu dengan baik serta tepat.

Dunia usaha, selalu menghadirkan persaingan yang sering kali membuat kita harus berpikir dan berusaha keras agar kita tidak mudah tersingkir atau tergeser dalam arena pekerjaan ataupun bisnis yang sedang kita tekuni.

Terkadang, kita harus menghadapi suatu persaingan usaha atau pekerjaan yang tidak sehat, dimana persaingan usaha yang tidak sehat tersebut, dilakukan dengan cara-cara yang tidak baik. Apabila itu terjadi, maka bisa saja sikap persaingan usaha yang tidak sehat tersebut, dapat membuat usaha atau pekerjaan kita menjadi terpuruk oleh karenanya.

Dalam hal mengejar prestasi di bidang pendidikan atau mengasah ketrampilan, kita pun harus bisa mencapai hasil yang lebih baik dibandingkan orang lain. Bila kita tidak mau belajar, maka itu sama saja kita membiarkan diri kita tertinggal (meskipun hanya setengah langkah saja) dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan serta tingkat ketrampilan.

Demikian pula dengan dunia pergaulan. Terkadang kita juga tidak tau, siapa kawan, dan siapa yang ternyata dapat menjadi "musuh dalam selimut" dalam pertemanan atau persahabatan kita dengan orang lain.

Dalam banyak peristiwa, seseorang terkadang tidak tahu atau tidak menyadari bahwa orang yang telah dianggapnya teman atau sahabat, sesungguhnya adalah rubah berbulu domba, yang menterjemahkan suatu pertemanan atau persahabatan, adalah sebuah usaha untuk mencari keuntungan pribadi semata.

bersambung ke part II

[part II] Hidup adalah perjuangan. Oleh karena itu, berjuanglah untuk hidup

Kebaikkan yang kita diciptakan dan tawarkan, kadang kala dimanfaatkan kawan atau sahabat kita hanya untuk kesenangan mereka belaka. Pada sisi yang lain terkadang pula, kebaikkan yang dinyatakan atau diiming-imingkan oleh kawan atau sahabat kita, ternyata justru untuk menjerumuskan kita ke dalam jurang penyesatan.

Pada sejumlah peristiwa, orang yang kita anggap kawan atau sahabat, justru adalah pihak yang sesungguhnya telah membuat kita mengalami suatu kenyataan yang tidak menyenangkan, suatu kenyataan, yang untuk memimpikannya saja, kita tidak mengharapkannya. ..

Dalam kehidupan pergaulan, kita harus tetap menggunakan akal pikiran (logika) kita. Kita dapat menggunakan perasaan, namun posisinya harus seimbang dengan akal pikiran. Bahkan dalam suatu keadaan tertentu, kita terkadang harus bisa menggunakan sedikit mungkin perasaan kita, agar kita sendiri dapat melihat sebuah keadaan secara jernih dan tepat.

Nilai penting penggunaan akal pikiran, adalah agar kita dapat membedakan, dapat mencermati, dan dapat bersikap bijaksana, di saat kita harus menghadapi sebuah kenyataan, bahwa tidak semua keindahan yang ditawarkan kepada kita, adalah sebuah keindahan yang murni datangnya dari hati, namun bisa pula, sesuatu hal yang semu belaka.

Nilai sebuah kepercayaan, sangatlah penting. Namun kita harus tetap bisa memposisikan diri kita (lebih tepatnya lagi, menempatkan rasa percaya tersebut pada tempat, waktu dan keadaan yang tepat), agar apa yang kemudian terjadi, sesuai dengan harapan kita.

Demikian pula dengan kejujuran... Berusahalah dalam segala keadaan untuk bersikap jujur. Karena dengan bertindak dan berkata jujur, itu akan membuat kita memiliki nilai lebih di mata orang lain, dan merupakan prestasi sikap tertinggi yang jauh lebih berharga meskipun di nilai dengan sejumlah materi sekalipun...

bersambung ke part III

[part III] Hidup adalah perjuangan. Oleh karena itu, berjuanglah untuk hidup

Cepat berprasangka buruk, juga bukanlah sebuah pilihan yang tepat. Boleh-boleh saja kita lakukan. Namun kita jangan membiasakan diri melakukan hal tersebut dalam setiap peristiwa yang sedang kita hadapi...

Kita harus bisa "membaca keadaan", dengan menilai sesuatu dengan cara serta pola pikir yang cerdas dan bijaksana. Karena bagaimanapun, keputusan yang kita ambil, jangan sampai membuat keadaan diri kita dalam posisi yang sulit.

Memperhatikan hal tersebut, bisa dikatakan :

Kita harus bisa survival dalam hidup ini. Hidup memang penuh dengan masalah dan keadaan sulit yang harus kita hadapi. Semua individu pasti memilikinya. .. Kita harus menghadapinya serta menyelesaikannya, bukan menghindarinya. ..

Oleh karena itu, kita harus pintar-pintar membaca keadaan, mencermati suatu masalah dengan baik, berusaha untuk bertindak dengan cara dan pola yang tepat, serta membuat kesimpulan dengan pikiran yang jernih, agar apa yang kita putuskan, adalah sebuah keputusan yang terbaik...

Kita harus pintar... Tapi kepintaran kita, adalah kepintaran yang membawa kemajuan, bukan merusak atau membuat keadaan menjadi lebih buruk.

Jangan pernah sekali-kalipun kita merencanakan sesuatu yang jahat. Karena percayalah.. . pola survival hidup yang demikian, akan membuat kita harus mendapatkan balasan yang setimpal dengan sikap jahat yang kita lakukan...

Bijaksanalah dalam bersikap dan membuat keputusan, dan jangan pernah bertindak bodoh di saat kita menyikapi masalah dalam hidup ini...

Kiranya Tuhan yang Maha Baik, memberkati setiap langkah hidup kita.

Salam saya,


Siapa Elo

NB :

tulisan ini dibuat setelah saya berhasil menghadapi suatu masalah yang cukup berat dan telah sempat membuat semangat saya sangat terombang-ambing.

kepada orang-orang yang telah mendukung dan membantu saya dalam bertindak tepat dalam melakukan survival dalam hidup saya, saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih. Kiranya Tuhan yang teramat baik, memberkati kalian semua...

Sunday, June 24, 2007

No Where atau Now Here

Yang menarik adalah membandingkan pandangan orang yang pesimis dan yang optimis. Yang pesimis mengatakan OPPORTUNITY IS NO WHERE - tidak ada peluang di mana pun. Sedang orang optimis selalu mengatakan OPPORTUNITY IS NOW HERE, peluang itu saat ini ada di sini. No where(tidak ada di mana pun) dan now here (sekarang ada di sini) jumlah dan urutan hurufnya sama persis. Hanya saja letak huruf "w" yang menyatu dengan kata yang di depan atau yang menyatu dengan kata yang di belakanglah yang membedakan artinya.

Itu jelas berarti bahwa sudut pandang seseorang lah yang memastikan bahwa peluang, atau kesempatan, itu tidak ada di mana-mana, atau memang ada di sini. Toh bentuk peluangnya sama, tempat dan situasi yang dihadapi juga sama - hanya yang cukup jeli dan punya pengharapan (= optimis) dapat mengenalinya sebagai peluang yang harus ditangkap dan digarap, sedang yang lain tidak melihatnya sama sekali.

Begitu peluang sudah berada di dalam dekapan kita, kita tetap saja harus berusaha. Di atas sudah disinggung mengenai kedisiplinan, kejelasan arah, ketekunan dan strategi-strategi untuk mengolahnya menjadi suatu hasil yang berdaya-guna. Untuk membicarakan hal itu ada cerita yang menarik. Di suatu kerajaan, seorang raja berpikir: "Aku ini 'kan raja. Masa iya sih, tak dapat mengusahakan cara yang paling mudah untuk mendapatkan hasil dengan segera?"

Dikumpulkannya semua kaum cerdik-pandai dari seluruh pelosok negeri untuk menemukan cara seperti yang dipikirkannya. Setelah tenggat waktu yang ditentukan, mereka menghadap dengan membawa buku setebal 100 halaman, berisi jawaban atas kemauan baginda. Raja menerima buku tersebut, tetapi tidak puas. "Gila apa, masa yang namanya cara yang paling mudah harus dicapai dengan membaca dan menghapal isi buku setebal ini? Itu namanya menyengsarakan diri! Cari cara yang lebih baik!"

Mereka berkumpul kembali, bermalam-malam membahas keinginan baginda. Akhirnya mereka mengumumkan bahwa jawabannya sudah ditemukan. Singkat, sesuai keinginan sang raja. Pada puncak acara satu pertemuan akbar yang diliput seluruh media massa dan stasiun TV (eh, emang sudah ada, ya?), diserahkanlah satu lembar kertas yang segera dibuka baginda dan dibacanya keras-keras. Isinya: "Tidak pernah ada makan siang gratis!" (diterjemahkan dari: There is no FREE lunch).

Apakah Anda setuju dengan "penemuan" para cerdik-pandai di kerajaan itu? Apakah Anda berpikir bahwa semua orang yang kita kenal: Aburizal Bakrie, Ciputra, SBY, JK, Hasyim Muzadi, Gus Dur, Rizal dan Andi Mallarangeng dengan mudah dan dengan begitu saja meraih nama besar mereka? Pernahkah Anda berpikir bahwa mereka ini selalu bersusah-payah mengalahkan diri-sendiri ketika datang godaan untuk tidak bertekun, tidak berkonsentrasi terhadap sasaran yang mereka kejar?

Pernahkah Anda berpikir bahwa mereka sering menghabiskan waktu 14 jam sehari untuk mencari jawab atas persoalan yang harus mereka pecahkan? Menghasilkan satu keberhasilan setelah bertubi-tubi didera kegagalan?

Untuk orang-orang seperti mereka satu kegagalan bukanlah akhir segalanya. Orang yang berhasil sealu akrab dengan kegagalan. Untuk mereka kegagalan, seperti pepatah, adalah "keberhasilan yang tertunda". Mereka menghayati dan memahami hal itu. Satu kegagalan akan dipelajari untuk didapatkan manfaatnya sehingga dapat menjadi pelajaran untuk langkah-langkah selanjutnya.

Seorang motivator memberi perumpamaan menarik. Orang seperti mereka tidak pernah hanya duduk-duduk saja dan tidak berbuat apa-apa ketika ditimpa suatu masalah. Tuhan sudah menentukan bahwa satu-satunya jenis makhluk yang boleh duduk-duduk saja dan mendapatkan hasil maksimal hanya ada satu di dunia ini: unggas - termasuk ayam yang amat kita kenal itu (yang mengerami telur-telurnya)!

oleh Widyarto Adi Ps, Psi, MM Psikolog

Monday, June 18, 2007

Mur dan Baut

Ada orang ngejomblo bukan karena pilihan, tetapi karena keadaan dan kesempatan yang belum klop. Ibarat mur belum ketemu bautnya. Klo murnya kekecilan trus main paksa ke bautnya, bisa aus dan rusak. Belum ketemu yang cocok karena mungkin anda membuat standard yang terlalu tinggi atau kebanyakan milih. Mikirnya kayak orang mau naik bis. Bis itu kotor, malas ah. Bis itu nggak ada ACnya, ogah ah, Bis itu sopirnya nggak meyakinkan, nggak mau ah. Jadinya nggak naik-naik. Tetap berdiri celingak-celinguk di terminal bis sampai mata makin sipit pengaruh asap kendaraan. Pengennya yang perfect. Cantik kayak Sophia Latjuba (kalau ce) atau seperti Ari Wibowo (kalau co), kaya seperti James Riady, baik hati, tidak sombong. Pokoknya serba menyenangklan dan ideal bangat. Ya..nggak nemu-nemu.Jadinya jomblo terus.

Bisa juga karena kurang berusaha. Bagaimana bisa ketemu kalau mengurung diri terus dikamar? Nggak mau bergaul, hanya mengharap si doi datang menghampiri sendiri? Jodoh nggak turun dari langit bo. Usahe harus dilakukan. Minimal cari peluang. Buka diri supaya mengenal dan dikenal sebanyak mungkin orang lain. Caranya, ya bergaulah. Ikuti aktivitas muda/i di komunitas tertentu. Klub pencinta alam, penggemar komik, pokoknya klub yang baiklah, jangan klub srudak-sruduk. Hukum alam mengatakan:" makin banyak dikenal dan mengenal orang lain,makin besar kemungkinan ketemu yang pas.

Tidak ketemu yang pas bisa juga diakibatkan faktor X alias blank. Nggak tahu kenapa. Padahal modal tampang boleh, nggak jelek-jelek amat.. karier lumayan, jiwa raga sehat, nggak ada gangguan. Doa dan usaha juga sudah dilakukan lebih dari cukup. Tapi masih tetap jomblo. Kalau suatu keadaan tidak dapat kita ubah, jalan yang terbaik dan sehat, ya terima sajalah. Toh gerundelan tdk menyelesaikan masalah bukan? Yang penting kita sdh do the best.Melawan arus akan menimbulkan riak-riak gelombang yg membuat kita capek sendiri.

Ada pernyataan sbb: "Tidak baik,kalau manusia itu seorang diri saja. "Manusia lantas mengartikannya bhw manusia itu harus punya pasangan. Banyak mengartikan hidup jomblo itu nggak baik dimata Tuhan. Jadi kalimat inilah yang dipakai orangtua menjadi peluru untuk anaknya agar segera mengahiri kejombloan anaknya. Sedangkan bagi para Jomblowan/ti terutama bukan karena pilihan tetapi karena "apa daya tangan tak sampai". Pernyataan itu jelas sangat menggelisahkan. Bikin hati galau, pikiran carut-marut. Ujung-ujungnya bisa aneh-aneh deh. Lebih cilaka lagi kalau mereka lantas asal membuka diri. Siapa saja yang mau, langsung disamber saja.

Ungkapan seorang diri sebetulnya tidak menunjuk pada status jomblo. Orang yang ngejomblo kan tidak seorang diri. Ia hidup ditengah orang banyak di sekitarnya, saudaranya, temannya, tetangganya. Jadi tidak berbicara tentang pernikahan, tapi tentang kesepadanan antara pria dan wanita. Dunia dan segala isinya yang Tuhan ciptakan ini sungguh baik adanya. Tetapi akan menjadi tidak baik dalam arti yang luas tadi itu-kalau manusia hanya satu jenis, pria atau wanita saja. Keduanya harus sama-sama ada. Mereka diciptakan untuk saling melengkapi.

Yang satu tidak lengkap tanpa yang lain.Begitu ding....

Salam

Siapa Elo

Friday, June 15, 2007

Si kerdil [Teka Teki]

Di sebuah kerajaan nun jauh di sana. hiduplah 3 bersaudara orang kerdil yg sangat pintar. pada suatu hari, ketiga orang kerdil itu melakukan kesalahan kepada raja. Akhir nya raja itu memerintahkan untuk menangkap ketiga orang kerdil itu dan menghukum nya. Menurut hukum yg berlaku di kerajaan itu ketiganya harus dipenggal, tapi raja merasa sayang jika ketiga orang kerdil yang jenius itu harus dipenggal. akhirnya sang raja memberi teka teki kepada mereka.

Sang raja punya 5 topi. 3 warna merah, 2 warna biru, terus ketiga orang kerdil itu duduk berbaris. jadi orang kerdil ketiga duduk paling belakang. dia bisa liat orang kerdil ke 2 dan pertama. orang kerdil ke 2 duduk di tengah. dia cuma bisa liat orang kerdil pertama. dan orang kerdil pertama ngga bisa liat kedua saudaranya. trus mereka bertiga dipakein topi. mereka tidak tau warna apa yg dipakaikan kepada mereka. sisanya 2 topi lagi disimpen sama raja (ketiga orang kerdil itu juga ngga tau warna apa yg disimpen raja). lalu ketiga orang kerdil itu dikasih waktu 1 menit untuk menebak topi apa yg mereka pakai. mereka tidak boleh berbicara ato ngasih kode satu dengan lainnya. Jika salah satu dari mereka bisa menjawab dengan benar topi apa yang dipakainya maka ketiganya bebas. tetapi jika jawaban itu salah mereka semua dipenggal.

Pada detik ke 59 orang kerdil pertama (yang paling depan) berdiri dan berkata kepada raja warna topi yang dipakainya. dan jawaban itu benar. Raja kagum dan membebaskan mereka semua.

Pertanyaannya.... Apa warna topi yg dipakai orang kerdil no 1 (paling depan) itu ???

Thursday, June 14, 2007

Peluang

Memang, untuk mereka yang jeli dan dapat mengendalikan keadaan, kondisi ketidakpastian malah akan menimbulkan kemungkinan-kemungkinan lain yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Dari kondisi ketidakpastian itu akan dapat dicari berbagai peluang untuk diwujudkan menjadi hal-hal yang memuaskan.

Banyak orang yang beranggapan bahwa peluang yang baik hanyalah dimiliki oleh mereka yang berada "di depan" atau yang pertama kali mengenal peluang tersebut. Kita cenderung percaya bahwa mereka yang sudah melakukan suatu hal lebih dulu akan lebih beruntung disbanding dengan yang "datang belakangan" dan melakukan hal sama.

Harus diingat bahwa Stephen Covey, pakar yang mengemukakan tentang tujuh kebiasaan manusia yang amat efektif, memperkenalkan kita kepada "ciptaan pertama" dan "ciptaan kedua".

Ciptaan pertama adalah bentuk ketika suatu hal diciptakan atau dibentuk pertama kali, sedangkan ciptaan kedua adalah ketika hal itu dibentuk untuk waktu berikutnya. Jelas yang terakhir merupakan perbaikan disbanding dengan ciptaan pertama karena pasti sudah ada perbaikan sebagai hasil pengamatan pada kelemahan ciptaan pertama ditambah hal-hal yang diperkirakan merupakan perbaikan dari bentuk sebelumnya.

Contoh yang jelas adalah perkembangan bentuk dan fitur peralatan (TV, komputer, HP dan semacamnya), setiap kali selalu lebih baik disbanding dengan sebelumnya.

Mengapa bisa demikian, tentunya model-model terakhir dibuat setelah memperhatikan kelemahan tipe sebelumnya dan berdasarkan pengalaman memakai produk tipe tersebut kemudian didapatkan hal-hal yang harus diperbaiki, yang diterapkan pada tipe atau model keluaran belakangan.

Jadi, kita tidak perlu berkecil hati bila menjadi orang kesekian yang memasuki suatu bidang. Walaupun ada pepatah: "Burung pertama akan mudah mendapat cacing" (the ealy bird cathes the worm), tetapi ada suatu lembaga pendidikan yang pernah mengiklankan diri sebagai "We are not the first, but the best !"

Peluang adalah suatu "situasi". Setiap kali suatu situasi akan dapat berubah. Suatu hal yang yang pada satu hari muncul sebagai peluang, di hari berikutnya mungkin sudah bukan merupakan peluang lagi. Di dunia yang mempunyai banyak perubahan dan banyak kemungkinan ini, ada berbagai macam peluang yang muncul. Kita memang harus jeli untuk melihatnya, kemudian menangkap dan memprosesnya.

Yang menjadi masalah memang bagaimana kita dapat "melihat" dan menangkap peluang yang "lewat" tersebut. Hal itu membutuhkan proses belajar, sampai kita dapat "mengendus" peluang mana yang sesuai dengan kemampuan kita untuk dapat memproses selanjutnya, sehingga peluang tersebut menjadi berdaya-guna. Layaknya semua proses belajar, pasti ada tahapan-tahapan ketika kita jatuh-bangun dulu sebelum akhirnya menjadi mahir. Walaupun awalnya selalu jatuh (samakanlah dengan pengalaman hidup ketika berkali-kali mengalami kegagalan), tetapi si anak tetap saja "ngotot" untuk bangkit lagi sampai akhirnya dapat berjalan di atas kakinya sendiri.

Hal lain yang perlu diperhatikan kalau kita menghadapi suatu peluang adalah melihat semua hal di sekeliling peluang tersebut secara menyeluruh. Banyak orang yang main tubruk saja ketika melihat suatu peluang di depannya, tanpa memperhatikan hal-hal yang mungkin menyebabkan sebaiknya kita tidak usah mengambil peluang tersebut.

Setelah satu peluang kita "tangkap", sebelum membuahkan suatu hasil, masih saja kita harus menerapkan kedisiplinan, kejelasan arah, ketekunan dan strategi-strategi tertentu. Tidak ada peluang yang langsung membuahkan hasil begitu kita tangkap. Masih harus ada proses panjang untuk sampai ke tahapan itu.

Wednesday, June 13, 2007

Ketidakpastian

Hampir semua dari kita pasti lebih suka terhadap hal yang pasti-pasti karena dengan demikian kita akan merasa lebih aman. Perasaan "aman" itu sendiri merupakan kebutuhan dasar kedua.

Menurut ahli motivasi Maslow kebutuhan dasar pertama atau kebutuhan paling mendasar adalah kebutuhan bukan hanya untuk hidup, tetapi juga kebutuhan untuk bisa survive: makan, air, udara, dan seks. Seks merupakan kebutuhan untuk meneruskan kehidupan, bukan melulu penyaluran nafsu badaniah! Jadi, keinginan untuk mendapatkan hal-hal yang pasti-pasti juga merupakan sesuatu yang menjadi kebutuhan utama manusia dalam kehidupan.

Dengan mempunyai keinginan tersebut sebetulnya kita berhadapan dengan paradoks karena kehidupan kita sehari-hari sendiri sudah penuh ketidak-pastian. Setiap kali bangun pagi, kita sudah menghadapi dunia yang penuh ketidak-pastian. Kita memang sudah membuat berbagai perencanaan, tetapi dapatkah (atau: beranikah) kita memastikan bahwa apa yang sudah terencana tersebut pasti 100 peren terlaksana sesuai dengan rencana yang sudah dibuat?

Mungkin komputer kita tiba-tiba disusupi virus. Atau anak kita yang segar-bugar ketahuan menderita sakit. Cek yang kita terima ternyata dananya kosong. Harga saham yang diperkirakan naik, eh, kok ya malah jadi turun. Rasa optimisme yang sudah kita bangun karena kita sudah demikian teliti menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan, mungkin saja tiba-tiba menjadi berantakan karena ada hal di luar dugaan yang menghantamnya. Apakah ketidak-pastian semacam itu membuat kita menjadi takut menghadapi masa depan?

Sebaiknya hal yang dapat menimbulkan pesimisme semacam itu dilihat dari sudut pandang lain: adanya ketidak-pastian semacam itu sebetulnya malah merupakan kemungkinan terjadinya berbagai hal lain. Bila ada kepastian, berarti hanya ada satu kemungkinan saja yang pasti terjadi dan pasti tidak akan ada kemungkinan lain yang akan terjadi. Sedang kalau tidak jelas (atau tidak pasti) apa yang akan terjadi, berarti yang mungkin akan terjadi ada banyak hal. Betul, kan?

Tuesday, June 12, 2007

Segera buka mata, cari alternatif lain

“Anda akan jadi orang yang penuh harapan, jika berpikir tak ada problem yang tak dapat diatasi dalam hidup ini,” cetus Salooja. “Dalam perjuangan meraih cita-cita, ada saja hambatan yang akan menghalangi Anda, bahkan kegagalan di akhir perjalanan itu. Trik untuk menghadapinya, belajarlah untuk menerima segala konsekuensi buruk dan teruslah berjalan. Jangan biarkan cobaan itu menghalangi jalan Anda. Tunjukkan kekuatan Anda dan tetaplah fokus pada tujuan semula. Bila berhasil melewati rintangan dan mengatasi kegagalan, energi Anda justru makin bertambah,” paparnya.

Maka, lain kali bila langkah Anda menemui jalan buntu, coba lepaskan ide atau rencana awal yang telah disusun. Ubah segera cara pandang Anda, dan pikirkan alternatif serta jalan keluar yang baru. “Saat merasa tidak sreg pada salah satu desain baju, saya konsentrasi penuh pada baju tersebut untuk mencari kekurangannya. Lalu saya gali ide-ide lain, juga menambahkan dan mengurangi ini-itu sampai saya puas dengan hasilnya. Buat saya sangat penting bersikap fleksibel jika ingin lebih brilian dalam berkarya.” kata Preeti Meshram Kapoor, seorang desainer fashion dari India. “Ide atau tujuan Anda bisa mati bila tidak kreatif mencari banyak jalan dan alternatif,” kembali Salooja. Berpikirlah, kesulitan tidak selalu berarti malapetaka. Tapi justru kesempatan untuk memperbaiki hidup, dan jalan untuk meraih impian Anda selama ini.

Friday, June 8, 2007

Jangan tunggu nasib baik, ayo kerja keras

Jika Anda berpikir kesuksesan orang-orang terkenal adalah karena faktor keberuntungan, salah besar! Nasib orang memang ada di tangan Tuhan, tapi jangan lalu menyerah dan bergantung pada-Nya. Usaha, usaha dan usaha! Apapun impian Anda, bekerja keraslah untuk meraihnya! Konsentrasikan pikiran dan tindakan pada impian itu, hasilnya akan berbuah manis kemudian.

Ada trik yang harus Anda miliki dalam berusaha yaitu; sabar, kerja keras, dan jaga jangan sampai impian itu memudar dan pergi. “Saya sangat kagum pada nenek,” kata Elsa, 28 tahun mengawali ceritanya. “Saya sangat ingin seperti dia, jadi pianis terkenal, dikagumi di mana-mana, dan bisa tinggal di Eropa. Maka sejak duduk di sekolah dasar saya ikut kursus piano. Apalagi saat ada peluang beasiswa untuk sekolah musik di Australia, saya berlatih ekstra keras. Tak terbayang betapa senangnya saya saat diterima di sekolah itu. Kini saya menetap di Australia dan telah menjadi pengajar di salah satu sekolah musik bergengsi di Sidney,” Elsa berbagi cerita. Jadi, hanya dengan keyakinan, disiplin, dan kerja keras, Anda pasti mendapatkan hasil terbaik. Percayalah!

Thursday, June 7, 2007

Maksimalkan peluang sukses, atur segera hidup Anda

Kini saatnya membereskan segala sesuatu yang berantakan di sekitar Anda: Ambil sepatu-sepatu yang berserakan, lalu atur rapi di rak sepatu. Mungkin Anda malas atau kesal saat melakukannya. Hidup teratur itu memang identik dengan kebosanan, karena harus selalu penuh rencana dan serba sistematis. Jauh dari kesan fun dan asyik! Padahal kenyataannya, hidup teratur itu justru memberi kebebasan pada Anda. “Keteraturan memberi Anda kebebasan berkreasi, untuk berpikir dengan jernih, dan justru membuat hidup lebih nyaman,” jelas Carter-Scott. “Anda bisa mengatur aktivitas dan energi yang terpakai akan lebih efektif. Semua fungsi dari diri Anda akan berjalan dengan lebih baik, karena Anda lebih siap dan punya kontrol pada setiap langkah yang dibuat,” urainya.

Rudy, seorang penata rias dan rambut punya teori sendiri, “Agar pekerjaan berjalan mulus maka Anda harus punya manajemen waktu yang baik.” Dia lalu bercerita, “Saya hanya mau menerima pelanggan jika ia telah membuat janji sebelumnya dengan saya. Dengan cara ini, saya tahu dengan tepat segala hal yang harus saya kerjakan hari itu. Saya jadi dapat menyediakan waktu untuk lebih banyak pelanggan dan dapat bekerja dengan maksimal.”

Kalau begitu, Anda tak perlu terburu-buru dalam melakukan sesuatu hanya karena ingin cepat selesai. Anda akan stres dan malah tak kunjung dekat dengan tujuan Anda. Tips buat Anda: Buatlah to do list tiap pagi dan kegiatan yang jadi prioritas Anda (masukkan ‘istirahat’ di bawah daftar ‘proyek besar’ yang butuh energi lebih). Lalu, coret hal-hal yang tak terlalu penting (seperti cuci rambut di salon). Jadilah orang yang praktis, agar selalu punya waktu untuk menyempurnakan setiap pekerjaan Anda. Hal itu akan membuat Anda lebih fokus dan efisien dalam mengelola hal apapun.

Wednesday, June 6, 2007

Benar atau salah, segera buat pilihan

Coba cek, apakah Anda cukup cepat mengambil keputusan? Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk memutuskan minum secangkir cappuccino atau espresso. Atau saat ada dua pria naksir, apakah Anda bimbang memilih kencan dengan si tampan yang kaku atau si culun yang punya selera humor asyik? Bila Anda ternyata butuh waktu yang lama, segera rubah kebiasaan itu. Kenapa? “Sikap ragu yang kerap muncul ketika kita hendak mengambil keputusan adalah wajar. Tapi bila hal itu terjadi setiap kali menghadapi pilihan, Anda akan rugi sendiri. Banyak kesempatan yang akan lepas dari Anda, bila sikap seperti itu terus dibiarkan. Anda tak bisa maju untuk meraih impian,” papar Francoise Rapp dalam aromalchemy.com. Jika Anda tak ingin kesempatan bagus lewat begitu saja di depan mata, buatlah keputusan segera. Tapi pertama, pahami lebih dulu sebab-musabab seseorang jadi sulit mengambil keputusan. Diantaranya yaitu: Rendahnya penilaian pada diri sendiri, takut membuat kesalahan, dan ketidaktahuan akan prospek dari pilihan yang ada di depan Anda. Atau Anda kurang percaya diri- karena mungkin di masa lalu keputusan yang dibuat pernah berakibat kurang baik bagi diri Anda atau orang lain.

Tapi ada saatnya Anda harus membuat keputusan secara spontan. Bila Anda tak tahu hal yang paling diinginkan dalam hidup, maka mengambil keputusan jadi lebih sulit lagi. Jadi bebaskan pikiran segera, dan pelajari seni mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Berani menentukan pilihan akan membuka lebih banyak peluang bagi Anda juga memperjelas cita-cita hidup. Seperti kisah Siana, 31 tahun. “Saya pernah bosan dengan pekerjaan sebagai guru bahasa Perancis. Kebetulan saat itu ada teman yang menawarkan untuk bergabung di perusahaan akuntan publik miliknya. Awalnya bingung juga karena tak punya pengalaman. Tapi karena sayang membuang kesempatan yang ada di depan mata, akhirnya saya coba saja. Baru beberapa bulan berjalan, saya merasa salah jalan dan rindu mengajar kembali. Akhirnya saya putuskan berhenti dan kembali ke dunia mengajar, ” kisahnya.

Tuesday, June 5, 2007

Beri kesan baik, jalin hubungan dengan orang lain

Coba perhatikan, seorang yang supel dan senang bergaul pasti akan jadi humas yang baik. Mereka terlihat begitu mudah menjalani hidup dan punya sikap yang menyenangkan. Bila bertemu orang-orang seperti ini, jalinlah hubungan baik. Siapa tahu mereka bisa membantu Anda meraih impian. “Bila punya tujuan dan cita-cita, Anda harus membuka diri pada lingkungan dan orang lain. Maka, Anda harus tahu ilmu me-manage hubungan baik dengan orang lain,” kata Sanjay Salooja, konsultan perusahaan dan CEO dari Competency Curve. “Jadi, meski Anda tak cocok dengan bos di kantor, atau suatu hari bertengkar dengan rekan kerja, tetaplah jaga hubungan baik. Karena, bukan tak mungkin suatu saat mereka bisa menjadi tiket Anda untuk meraih sukses.”

Apapun situasinya, berikan respon positif. Keluarkan antusiasme Anda saat sang atasan memberi proyek baru. Tapi tentu saja Anda tak perlu mengekspresikan kemenangan secara berlebihan terhadap kompetitor yang kalah. Sebaliknya, tunjukkanlah simpati. Satu jalan terbaik dalam menjalin hubungan dengan orang lain adalah bersikap menolong mereka. Dijamin, mereka akan melakukan hal yang sama kepada Anda. “Dulu saya punya seorang asisten. Ia cerdas dan cekatan, tapi masih ‘hijau’ dan tak punya cukup pengalaman sebelumnya. Saya membantu dan mengajarinya agar lebih paham ‘medan’ dan dapat mengeluarkan potensinya dengan lebih maksimal,” kata Arini, seorang humas manajer. “Setahun kemudian ia keluar karena mendapat tawaran dari perusahaan yang lebih bonafid. Di luar sana saya mendengar kabar ia ‘menyiarkan berita’ bahwa sayalah yang memberinya banyak ilmu hingga bisa jadi seperti sekarang. Meski saya merasa bahwa memang tugas saya untuk membantunya, tak urung saya bangga karena mendapat predikat positif dari banyak orang karena itu,” tuturnya. Maka, Anda pun bisa seperti Arini, menjadi magnet bagi tiap orang dengan keahlian bersosialisasi.

Triknya: Anda harus ramah, antusias, ringan tangan, mampu menghargai orang lain, jangan menghakimi, dan dengarkan orang lain dengan sungguh-sungguh. Dengan demikian mereka akan merasa dihargai. Timbal baliknya, bila suatu hari Anda butuh pertolongan, dengan senang hati mereka akan mengulurkan tangan.