Wednesday, June 6, 2007

Benar atau salah, segera buat pilihan

Coba cek, apakah Anda cukup cepat mengambil keputusan? Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk memutuskan minum secangkir cappuccino atau espresso. Atau saat ada dua pria naksir, apakah Anda bimbang memilih kencan dengan si tampan yang kaku atau si culun yang punya selera humor asyik? Bila Anda ternyata butuh waktu yang lama, segera rubah kebiasaan itu. Kenapa? “Sikap ragu yang kerap muncul ketika kita hendak mengambil keputusan adalah wajar. Tapi bila hal itu terjadi setiap kali menghadapi pilihan, Anda akan rugi sendiri. Banyak kesempatan yang akan lepas dari Anda, bila sikap seperti itu terus dibiarkan. Anda tak bisa maju untuk meraih impian,” papar Francoise Rapp dalam aromalchemy.com. Jika Anda tak ingin kesempatan bagus lewat begitu saja di depan mata, buatlah keputusan segera. Tapi pertama, pahami lebih dulu sebab-musabab seseorang jadi sulit mengambil keputusan. Diantaranya yaitu: Rendahnya penilaian pada diri sendiri, takut membuat kesalahan, dan ketidaktahuan akan prospek dari pilihan yang ada di depan Anda. Atau Anda kurang percaya diri- karena mungkin di masa lalu keputusan yang dibuat pernah berakibat kurang baik bagi diri Anda atau orang lain.

Tapi ada saatnya Anda harus membuat keputusan secara spontan. Bila Anda tak tahu hal yang paling diinginkan dalam hidup, maka mengambil keputusan jadi lebih sulit lagi. Jadi bebaskan pikiran segera, dan pelajari seni mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Berani menentukan pilihan akan membuka lebih banyak peluang bagi Anda juga memperjelas cita-cita hidup. Seperti kisah Siana, 31 tahun. “Saya pernah bosan dengan pekerjaan sebagai guru bahasa Perancis. Kebetulan saat itu ada teman yang menawarkan untuk bergabung di perusahaan akuntan publik miliknya. Awalnya bingung juga karena tak punya pengalaman. Tapi karena sayang membuang kesempatan yang ada di depan mata, akhirnya saya coba saja. Baru beberapa bulan berjalan, saya merasa salah jalan dan rindu mengajar kembali. Akhirnya saya putuskan berhenti dan kembali ke dunia mengajar, ” kisahnya.

No comments: